INIMUSIK.COM – Band Perunggu mewakili suara generasi pekerja kota yang menemukan ritme di sela-sela jam kerja. Musik mereka mengalir seperti lalu lintas Jakarta yang padat, penuh emosi mentah tapi tetap mengikat.
Dari single awal hingga album terbaru, lagu-lagu Perunggu menyentuh tema kehidupan sehari-hari dengan lirik yang tajam dan melodi rock alternatif yang menyegarkan. Artikel ini mengupas profil band Perunggu beserta lima lagu hits mereka, lengkap dengan cerita di balik setiap nada.
Profil Band Perunggu: Trio Kantoran yang Bangkit Lewat Musik
Perunggu lahir di Jakarta pada 2019, lahir dari keinginan tiga sahabat untuk melepaskan beban hari-hari kantor melalui gitar, bass, dan drum. Maul Ibrahim memimpin sebagai vokalis dan gitaris, sementara Adam Adenan menangani bass serta keyboard, dan Ildo Hasman menggeber drum. Mereka bergabung di bawah naungan Podium Records, tetap aktif hingga 2025 meski anggotanya masih menjalani rutinitas pekerjaan tetap.
Perjalanan mereka dimulai dengan single “Menyala” pada November 2019, diikuti “Jenuh Kan Kutelan” di awal 2020. Tak lama, EP Pendar rilis pada 2020, membuka pintu untuk album debut Memorandum di Maret 2022. Album kedua, Dalam Dinamika, hadir Agustus 2025, menandai evolusi suara mereka yang semakin matang.
Single-single seperti “Rencana Usang”, “Biang Lara”, dan “Tarung Bebas” memperkaya diskografi, sementara julukan “band pulang kantor” melekat karena ritme kreasi mereka yang lahir setelah jam 5 sore.
Dari panggung kecil hingga festival besar, Perunggu terus membangun basis penggemar lewat lirik yang mencerminkan perjuangan urban: dari kerinduan hingga ketangguhan hati. Mereka bukan hanya musisi, tapi cermin bagi ribuan orang yang berjuang seimbang antara mimpi dan realita.
5 Lagu Hits Perunggu yang Menggugat Jiwa Pendengar
Lagu-lagu Perunggu seperti catatan harian yang dibagikan ke seluruh kota. Berikut lima hits mereka yang paling bergema, lengkap dengan lapisan makna yang tersembunyi di balik setiap bait.
1. 33x: Panggilan untuk Kembali ke Akar Spiritual
Rilis 2023, “33x” menjadi anthem refleksi bagi banyak orang di tengah hiruk-pikuk digital. Liriknya mengajak pendengar mengingat Tuhan di setiap hembusan napas, seperti “Sebutlah nama-Nya, tetap di jalan-Nya” yang menggema sebagai pengingat ketahanan. Lagu ini menangkap perjalanan batin: dari overthinking hingga penerimaan diri, di mana frasa seperti “Kelak kau mengingat, kau akan teringat” menyiratkan pesan dakwah sederhana tentang menghargai momen sementara. Melodi rock-nya yang tenang tapi membara membuat “33x” terasa seperti doa yang dinyanyikan di tengah kemacetan.
2. Ini Abadi: Gema Cinta yang Bertahan Jarak
Dari album Memorandum, “Ini Abadi” rilis 2022 dan langsung menyentuh hati pasangan yang terpisah ruang. Lirik pembuka “Dihentak sunyi, geram-gusarmu mulai gerayangi kupingku” menggambarkan luka kehilangan yang dibungkam janji palsu, tapi berpuncak pada “Ini abadi” sebagai pengakuan bahwa ikatan hati tak lekang waktu. Lagu ini mengeksplorasi hubungan jarak jauh dengan nuansa sedih yang manis, di mana piano lembut bertemu gitar yang tegas, menciptakan rasa rindu yang relatable bagi siapa saja yang pernah menunggu.
3. Kalibata, 2012: Nostalgia yang Menusuk tentang Kehilangan
Track ikonik dari Memorandum ini, “Kalibata, 2012”, membawa pendengar kembali ke masa lalu dengan lirik “Hingga saat ini tiap langkahku tlah jauhi beragam tepi”. Lagu bercerita tentang kenangan mendalam di pemakaman Kalibata tahun 2012, simbol kehilangan orang spesial seperti ayah, yang meninggalkan pelajaran mandiri di hati.
Ia menangkap ketakutan menjadi dewasa, di mana nostalgia bercampur emosi pilu tapi penuh penghargaan, dengan melodi mellow yang membuat air mata mengalir tanpa paksaan. “Kalibata, 2012” seperti surat lama yang dibaca ulang, mengingatkan betapa langkah kita dibentuk oleh yang telah pergi.
4. Tapi: Harapan di Balik Rencana yang Batal
Single terbaru 2024, “Tapi” menangkap esensi perjuangan dengan bait “Besok lusa aku ke Jakarta, memulai lagi semuanya di sana. Kakak bilang siap-siap saja. Membatin, ku ingin semua batal juga”. Liriknya mengisahkan keraguan saat pindah kota, terutama pesan dari ibu yang menjadi jangkar, di mana “Dunia boleh saja menahanku” menjadi seruan keteguhan meski hati goyah. Lagu ini seperti obrolan malam dengan diri sendiri, penuh harapan bahwa “tapi” di ujung cerita membuka pintu baru, dengan ritme rock yang mendorong langkah maju.
5. Berhasil: Syukur atas Dukungan yang Mengubah Hidup
Rilis 2025 sebagai single, “Berhasil” adalah ode untuk pasangan yang menjadi pahlawan diam-diam. Lirik “Kurasa satu yang paling signifikan betapa kau berhasil buatku menjauh dari nihil” merayakan perubahan positif dari cinta, dari nol hingga pencapaian bersama.
Setiap personel Perunggu menuangkan apresiasi untuk istri atau kekasih, dengan detail pengaruh yang membuat hidup lebih berwarna. Melodi upbeat-nya seperti pesta kecil, mengajak pendengar merenung betapa satu orang bisa mengubah trajektori hati.
Lima lagu ini hanyalah potret kecil dari khazanah Band Perunggu yang terus berkembang. Setiap nada mereka seperti bisikan kota yang tak pernah tidur, mengajak kita berhenti sejenak dan mendengar cerita sendiri di dalamnya.
***ikuti kami di Google News








