Bicara Musik

Sejarah Cover Album Pink Floyd Wish You Were Here: Ikon Visual yang Tak Terlupakan

Pink Floyd

INIMUSIK.COM –  Tidak banyak yang tahu bahwa cover album ikonik dari Pink Floyd yang menampilkan pria terbakar merupakan hasil foto asli yang dilakukan oleh profesional. Yang diketahui bahwa pada era itu digital belum sepopuler saat ini, sehingga menggunakan cara konvensional adalah satu-satunya yang paling relevan.

Bayangkan sebuah gambar: dua pria berjabat tangan di tengah halaman kosong, salah satunya diselimuti api. Ini bukan sembarang foto, melainkan cover album Wish You Were Here milik Pink Floyd, sebuah karya seni yang langsung mencuri perhatian sejak dirilis pada 12 September 1975.

Di balik gambar ikonik ini, ada cerita tentang kreativitas, risiko, dan makna mendalam yang mencerminkan jiwa album. Mari kita telusuri sejarah cover album Pink Floyd Wish You Were Here, dari proses pembuatannya hingga detail yang membuatnya abadi.

Latar Belakang Album dan Inspirasi Visual

Album Wish You Were Here lahir di masa yang penuh gejolak bagi Pink Floyd. Setelah kesuksesan The Dark Side of the Moon, band ini bergulat dengan tekanan industri musik dan kehilangan Syd Barrett, pendiri karismatik mereka yang mundur akibat masalah kesehatan mental.

Tema kehilangan, keterasingan, dan kritik terhadap dunia musik menjadi inti album ini. Bagaimana cara menerjemahkan emosi kompleks ini ke dalam sebuah gambar? Jawabannya datang dari Storm Thorgerson, desainer legendaris dari studio Hipgnosis, yang dikenal karena karya-karyanya untuk Pink Floyd.

Konsep cover berfokus pada gagasan “ketidakhadiran” (absence), yang selaras dengan judul lagu utama, “Wish You Were Here.” Thorgerson mengusulkan ide dua pria berjabat tangan—gestur yang biasanya hangat dan tulus—tetapi dengan twist: salah satu pria terbakar. Gambar ini menggambarkan kepalsuan dalam industri, di mana senyum dan jabat tangan sering menyembunyikan motif terselubung.





Proses Kreatif di Balik Cover

Membuat cover Wish You Were Here bukanlah tugas mudah. Foto diambil di halaman studio Warner Bros di Los Angeles, dengan dua stuntman profesional, Ronnie Rondell dan Danny Rogers, sebagai model. Untuk menghasilkan efek pria terbakar, Rondell mengenakan pakaian anti-api dan wig tahan panas, sementara tim efek khusus menyalakan api di tubuhnya. Angin kencang di lokasi pengambilan gambar membuat proses ini semakin berbahaya—api sempat membesar tak terkendali, tetapi tim berhasil menangkap momen sempurna setelah beberapa kali percobaan.

cover album Pink Floyd yang ikonik sepanjang masa

Menariknya, versi asli vinyl album ini dibungkus plastik transparan dengan stiker robot berjabat tangan, yang dirancang oleh Hipgnosis untuk menambah dimensi visual. Plastik ini memberikan efek “kabur,” seolah menyembunyikan makna sejati di balik gambar—sesuai dengan tema album tentang hal-hal yang tersembunyi di balik permukaan.

Makna Visual yang Mendalam

Cover Wish You Were Here bukan sekadar gambar untuk menarik perhatian. Setiap elemen dirancang dengan sengaja. Jabat tangan melambangkan hubungan bisnis yang dingin, sementara api menggambarkan pengkhianatan atau kehancuran. Latar belakang kosong di halaman studio menekankan rasa hampa, seolah dunia di sekitar dua pria itu tidak lagi relevan. Bahkan warna biru langit yang sederhana dipilih untuk menciptakan kontras dengan nyala api, membuat gambar itu semakin mencolok.

Hipgnosis juga menambahkan elemen lain dalam desain keseluruhan album, seperti foto penyelam di danau Mono, California, untuk bagian belakang cover, dan gambar pria tak berwajah di padang pasir untuk booklet. Semua elemen ini memperkuat tema “ketidakhadiran” yang menjadi benang merah album.

Warisan Cover Album yang Ikonik

Hingga kini, cover Wish You Were Here tetap menjadi salah satu karya seni paling dikenal dalam sejarah musik rock. Desainnya yang berani dan simbolis telah menginspirasi seniman dan desainer di seluruh dunia. Proses pembuatannya, yang melibatkan risiko nyata dan kreativitas tanpa batas, menunjukkan dedikasi Pink Floyd dan Hipgnosis untuk menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar musik—sebuah pengalaman visual yang tak terlupakan.



Bagi penggemar Pink Floyd, cover ini bukan hanya gambar, melainkan pintu masuk ke dunia emosi dan cerita yang dibawakan oleh lagu-lagu seperti “Shine On You Crazy Diamond” dan “Wish You Were Here.” Ia mengajak kita untuk melihat lebih dalam, ke balik jabat tangan yang tampak ramah, ke api yang membakar, dan ke kehampaan yang tersembunyi di baliknya.

***

ikuti kami di Google News
Shares: