Bicara Musik

Kenal Base Jam? Band Ikonik Era 90-an yang Populer Lewat Lagu Bukan Pujangga

Base Jam: Nostalgia dan Inovasi dari Band Ikonik 90-an

INIMUSIK.COM-  Base Jam, nama yang tak asing di telinga pecinta musik Indonesia, khususnya mereka yang tumbuh di era 90-an. Band ini, yang lahir dari semangat jamming dan kebersamaan, telah menghibur selama tiga dekade dengan lagu-lagu penuh makna seperti Bukan Pujangga dan Bermimpi. Meski telah melewati berbagai tantangan, dari krisis personel hingga perubahan zaman, Base Jam tetap relevan dengan karya-karya segar yang memadukan nostalgia dan inovasi. Berikut kisah perjalanan band legendaris ini, dari awal terbentuk hingga rencana ambisius mereka di tahun 2025.

Awal Mula Base Jam: Lahir dari Semangat Bermusik

Base Jam resmi berdiri pada 15 Januari 1994, berawal dari kebiasaan berkumpul dan bermusik bersama. Formasi awal band ini terdiri dari musisi berbakat: Bambang Sutanto (drum), Adon Saptowo dan Sigit Wardana (vokal), Adnil Farsal (gitar), Ardi Isnandar (gitar), serta dua personel wanita, Intan Putri Werdiniadi (keyboard) dan Ardhini Citrasari (bass). Kehadiran dua musisi wanita ini memberikan warna unik pada penampilan dan suara Base Jam, membedakan mereka dari band-band lain di masanya.

Peran penting dalam perkembangan awal band ini tak lepas dari kontribusi Harry Sabar, ayahanda Sita, yang membantu membimbing Base Jam menemukan identitas musik mereka. Dengan menggabungkan elemen rock, pop, dan funky, Base Jam menciptakan gaya yang khas, ditambah dengan lirik puitis yang mampu menyentuh hati pendengar. Album pertama mereka, Bermimpi, dan album kedua, DUA, yang dirilis bersama PT. Musica Studio, menjadi tonggak awal kesuksesan mereka di industri musik Indonesia.

Perjalanan Karier: Krisis dan Ketangguhan

Seperti banyak band lainnya, Base Jam tak luput dari dinamika internal. Krisis personel menjadi salah satu tantangan terbesar mereka. Adnil Farsal dan Intan Putri Werdiniadi memilih mundur, diikuti oleh pergantian gitaris ketika Christopher Bollemeyer, yang sempat menggantikan Adnil, bergabung dengan Netral. Meski begitu, Base Jam tetap melaju dengan formasi baru dan berhasil merilis tujuh album hingga saat ini.

Masa vakum sempat melanda setelah album keenam mereka, dipicu oleh keterbatasan kreativitas dan berakhirnya kontrak dengan label rekaman. Beberapa anggota bahkan beralih ke dunia lain, seperti sinetron. Namun, semangat bermusik tak pernah padam. Sigit Wardana, vokalis karismatik mereka, sempat membentuk band baru sebelum akhirnya kembali ke Base Jam. Kini, dengan formasi terbaru yang mencakup Jeane Phialsa (drum), Sigit Wardana dan Alvin Kurniawan (vokal), Ardi Isnandar dan Oni Fathoni (gitar), serta Ardhini Citrasari (bass), Base Jam terus menghidupkan kembali karya-karya mereka.

Strategi mereka saat ini adalah merilis versi live dari lagu-lagu lawas untuk mengobati rindu penggemar, sekaligus mempersiapkan materi baru. Pendekatan ini menunjukkan kelihaian Base Jam dalam menjaga relevansi di tengah perubahan selera musik.





Bukan Pujangga: Puncak Popularitas Base Jam

Lagu Bukan Pujangga menjadi salah satu karya monumental Base Jam yang melambungkan nama mereka. Lagu ini sukses karena tiga elemen kunci: lirik puitis yang mendalam namun mudah dipahami, melodi easy listening yang catchy, dan video klip yang dikemas dengan apik. Liriknya, yang bercerita tentang perasaan cinta dengan cara yang sederhana namun penuh makna, berhasil menarik perhatian kalangan muda pada masanya.

Kesuksesan Bukan Pujangga membawa Base Jam meraih penghargaan prestisius, seperti MTV Movie Awards 1999 dan Lagu Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 1999. Lagu ini bukan sekadar hits, tetapi juga simbol kontribusi besar Base Jam dalam memperkaya musik Indonesia.

Kembali dengan Salah Suka dan Nuansa Nostalgia

Setelah enam tahun absen, Base Jam kembali dengan single Salah Suka pada 2021, yang membawa nuansa pop 90-an yang ceria. Menariknya, lagu ini sebenarnya sudah ada sejak 2009, tetapi baru diseriusi setelah band ini bereuni dengan formasi baru pada 2019. Video musik Salah Suka menggunakan konsep animasi yang mengisahkan petualangan dua sepatu, menghadirkan sentuhan kreatif yang segar sekaligus nostalgia.

Lirik Salah Suka yang jenaka, tentang kekeliruan menyukai seseorang yang sudah berpasangan, dikemas dengan melodi yang mudah diingat. Bersama label VMC Music Indonesia, single ini memperkuat posisi Base Jam sebagai band yang mampu beradaptasi dengan selera pendengar modern tanpa kehilangan akar 90-an mereka.

Mini Album 3[6]0: Perayaan Tiga Dekade

Puncak karya terbaru Base Jam adalah mini album 3[6]0, yang dirilis sebagai perayaan 30 tahun perjalanan mereka. Album ini berisi lima lagu—Kisah Baru, Mantra Tenang, Keyakinan Hati, Move On, dan Cinta Sejati—yang menggambarkan siklus emosi dalam kehidupan. Base Jam merekomendasikan pendengar untuk menikmati lagu-lagu ini secara berurutan agar merasakan cerita yang utuh.

Dari era kaset hingga platform streaming, Base Jam terus berinovasi. Album 3[6]0 menjadi bukti bahwa mereka tak hanya bertahan, tetapi juga mampu menghadirkan karya yang relevan bagi penggemar lama dan generasi baru.



Rencana Besar di 2025: 31 Lagu dan Konser di 31 Kota

Base Jam tak berhenti di perayaan 30 tahun. Pada 2025, mereka berencana memperingati 31 tahun berdirinya dengan proyek ambisius: merilis 31 lagu baru secara bertahap, menggelar konser di 31 kota di Indonesia, dan menerbitkan buku biografi eksklusif yang hanya dicetak 31 eksemplar. Langkah ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus berkarya dan menjangkau penggemar di seluruh penjuru negeri.

Jeane Phialsa: Energi Muda di Balik Base Jam

Salah satu kunci kesegaran Base Jam saat ini adalah kehadiran Jeane Phialsa, atau akrab disapa Alsa, drummer berbakat kelahiran 1993. Sebelum bergabung dengan Base Jam, Alsa telah malang melintang di dunia musik, dari menjadi bagian Setia Band hingga tampil bersama Erwin Gutawa Orchestra. Ia juga pernah menjadi session drummer untuk artis seperti HIVI! dan Naura Ayu, serta tergabung dalam proyek Kahitna versi wanita.

Menariknya, Alsa sudah akrab dengan lagu-lagu Base Jam sejak kecil karena orang tuanya adalah penggemar band ini. Kini, sebagai anggota termuda, ia membawa energi baru dan membantu Base Jam menarik perhatian generasi Z melalui konten media sosial dan karya-karya yang relatable.

Tetap Relevan di Era Digital

Base Jam bukan sekadar band nostalgia. Mereka aktif di Instagram, menciptakan konten yang menarik bagi generasi muda, sambil tetap setia pada akar musik mereka. Dengan perpaduan rock, pop, dan funky, serta kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan tren, Base Jam membuktikan bahwa mereka masih up to date meski telah berdiri sejak 1994.

Dari Bukan Pujangga hingga Salah Suka, dari krisis personel hingga mini album 3[6]0, Base Jam adalah cerminan ketangguhan dan kreativitas. Dengan rencana besar di 2025, band ini siap menulis babak baru dalam sejarah musik Indonesia, menginspirasi penggemar lama dan baru untuk terus bermimpi melalui musik.

***
Catatan: artikel ini dirangkum dari beragam sumber, jika ada kekeliruan silahkan menghubungi tim INIMUSIK.COM

ikuti kami di Google News
Shares: