INIMUSIK.COM – Daniel Williams bukan sekadar nama di balik drum kit yang menggelegar. Ia adalah salah satu pendiri dan mantan drummer The Devil Wears Prada (TDWP), band metalcore asal Dayton, Ohio, yang mengguncang dunia musik sejak 2005.
Dengan ritme energik dan penuh emosi, Williams membantu membentuk identitas band yang dikenal dengan perpaduan Christian metalcore yang intens dan lirik penuh makna. Namun, kisahnya tidak berhenti di panggung musik.
Williams menjalani perjalanan luar biasa dari dunia musik ke ranah teknologi, menorehkan jejak yang inspiratif sebelum hidupnya berakhir tragis dalam kecelakaan pesawat di San Diego pada 22 Mei 2025.
Awal Mula: Dari Dayton ke Panggung Metalcore
Lahir di Dayton, Ohio, Daniel Williams menemukan passion-nya di dunia musik sejak masih belia. Di kelas enam, ia mulai bermain drum dengan snare sederhana di band sekolah, sebelum akhirnya bergabung dengan band punk bersama teman-temannya. Dalam wawancara dengan Colorado Music Buzz, Williams pernah berbagi bahwa pengalaman awal ini menjadi fondasi keterampilannya sebagai drummer. Pada 2005, ia bersama Mike Hranica, Jeremy DePoyster, dan lainnya mendirikan The Devil Wears Prada, sebuah band yang mengambil nama dari novel karya Lauren Weisberger—bukan karena glamour, melainkan sebagai simbol nilai anti-materialisme yang mereka usung.
Sebagai drummer, Williams membawa energi yang tak tertandingi. Ia menjadi tulang punggung ritme band, menghasilkan beat kompleks yang menjadi ciri khas album-album seperti Dear Love: A Beautiful Discord (2006), Plagues (2007), With Roots Above and Branches Below (2009), Dead Throne (2011), 8:18 (2013), serta Zombie EP (2010) dan Space EP (2015). Lagu-lagu seperti “Danger: Wildman” dan “Mammoth” menunjukkan kemampuan Williams menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan emosi dalam permainannya, menjadikan TDWP salah satu band metalcore terdepan di era itu.
Selama lebih dari satu dekade, Williams tampil di berbagai panggung besar, termasuk Warped Tour, dan membantu band ini meraih dua album Top 10 di Billboard 200: Zombie EP dan Dead Throne. Namun, di balik kesuksesan, kehidupan di jalan sebagai musisi tur tidak selalu mudah. Setelah 11 tahun, pada Juli 2016, Williams memutuskan untuk meninggalkan TDWP untuk mengejar babak baru dalam hidupnya.
Transisi ke Dunia Teknologi
Kepergian Williams dari The Devil Wears Prada mengejutkan banyak penggemar. Spekulasi bermunculan, mulai dari kelelahan tur hingga keinginan untuk mengejar passion baru. Ternyata, Williams memilih jalur yang jauh dari sorotan panggung: dunia teknologi. Ia beralih profesi menjadi insinyur perangkat lunak, sebuah langkah yang menunjukkan sisi lain dari kecerdasannya. Menurut bio Instagram-nya, Williams bekerja sebagai arsitek perangkat lunak senior di GoPro, perusahaan teknologi kamera aksi ternama.
Pada 14 Mei 2025, hanya seminggu sebelum tragedi yang merenggut nyawanya, Williams berbagi kabar gembira di media sosial. Ia mengumumkan bahwa ia telah diterima bekerja di Apple sebagai insinyur perangkat lunak. Dalam unggahannya, ia menulis, “Saya sangat excited untuk mengumumkan bahwa saya telah diterima sebagai insinyur perangkat lunak di Apple. Sulit untuk mengucapkan selamat tinggal kepada teman dan kolega di GoPro setelah hampir 8 tahun, tetapi ini saatnya untuk babak baru.” Unggahan ini mencerminkan semangatnya untuk terus berkembang dan menantang diri sendiri di bidang baru.
Transisi dari drummer metalcore ke insinyur perangkat lunak bukanlah hal yang biasa. Namun, langkah ini menunjukkan bahwa Williams adalah sosok yang tidak takut keluar dari zona nyaman. Ia berhasil membawa disiplin dan kreativitas yang sama dari dunia musik ke ranah teknologi, membuktikan bahwa bakatnya tidak terbatas pada satu bidang.
Tragedi di San Diego
Kisah Daniel Williams berakhir secara tragis pada 22 Mei 2025, ketika ia menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Cessna 550 di lingkungan Tierrasanta, San Diego. Pesawat yang ditumpanginya, yang dipiloti oleh agen musik terkenal Dave Shapiro, jatuh sekitar pukul 03:45 pagi waktu setempat, menewaskan semua penumpang, termasuk Williams dan Shapiro. Kecelakaan ini juga menyebabkan kerusakan pada 15 rumah dan melukai beberapa orang di darat.
Beberapa jam sebelum kecelakaan, Williams sempat membagikan unggahan di Instagram Story-nya, menunjukkan antusiasmenya menaiki pesawat tersebut. Dalam salah satu foto dari kokpit, ia bercanda dengan caption, “Hey. Hey… lihat aku… aku sekarang (co)pilot.” Ayahnya, Larry Williams, kemudian mengklarifikasi bahwa Daniel tidak memiliki lisensi pilot dan hanya bercanda dalam unggahan tersebut.
Kabar duka ini mengguncang komunitas musik dan teknologi. The Devil Wears Prada mengunggah tribut di Instagram dengan foto-foto Williams dan Shapiro, disertai caption sederhana namun penuh makna: “Tak ada kata-kata. Kami berutang segalanya padamu. Selamanya mencintaimu.” Unggahan ini menjadi cerminan betapa besar pengaruh Williams bagi band dan penggemarnya.
Warisan Daniel Williams
Daniel Williams bukan hanya drummer berbakat, tetapi juga sosok yang penuh semangat dan inspiratif. Dalam dunia musik, ia meninggalkan jejak melalui album-album ikonis The Devil Wears Prada yang masih dinikmati penggemar metalcore hingga kini. Di luar musik, ia menunjukkan bahwa perubahan karier yang drastis—dari panggung ke dunia teknologi—bukanlah hal yang mustahil dengan kerja keras dan dedikasi.
Williams juga dikenang sebagai sosok yang rendah hati dan menyenangkan. Drummer Luke Holland, yang pernah tur bersama Williams, mengenangnya sebagai seseorang yang selalu memperlakukan orang lain dengan baik, terutama saat Holland masih muda di dunia tur musik. “Kami melakukan banyak tur bersama, dan dia selalu memperlakukan saya dengan sangat baik,” tulis Holland dalam tributnya.
Kisah hidup Williams mengajarkan kita tentang keberanian untuk mengejar passion, baik itu di panggung musik yang riuh maupun di dunia teknologi yang penuh inovasi. Meski hidupnya terhenti secara mendadak, warisannya akan terus hidup melalui musiknya, karya teknologinya, dan kenangan hangat dari mereka yang mengenalnya.
Penutup
Daniel Williams adalah contoh nyata bahwa hidup adalah perjalanan penuh kejutan dan transformasi. Dari ritme drum yang menggetarkan hati hingga kode-kode perangkat lunak yang membentuk masa depan, ia menjalani setiap langkah dengan penuh semangat. Meski kepergiannya meninggalkan duka mendalam, cerita hidupnya menginspirasi kita untuk terus mengejar mimpi, apa pun bentuknya. Rest in peace, Daniel—kau telah meninggalkan jejak yang tak akan terlupakan.
***ikuti kami di Google News



