INIMUSIK.COM – Sejak melangkah ke dunia musik pada awal 2000-an, Tut Sana telah menjadi sorotan sebagai penyanyi pop Bali yang karyanya abadi. Lagu-lagunya seperti ‘Pinih Arepan’ dan ‘Kedekin Jangkrik’ bukan sekadar hits, melainkan sudah menjadi bagian dari memori kolektif masyarakat Bali.
Dari Kaset Pita ke YouTube: Perjalanan Karier Tut Sana
Album perdananya, Dedari Kayangan, menjadi bukti kesuksesan awal Tut Sana. “Album pertama saya terjual 20 ribu keping, bahkan stoknya habis,” kenang pria bernama lengkap I Ketut Susana ini. Dua lagu andalannya kerap diputar hingga dua kali dalam satu hari di berbagai radio lokal, menunjukkan betapa kuat pengaruhnya di industri musik Bali.
Bagi Tut Sana, memilih lagu bukan sekadar urusan komersial. “Saya selalu mencari lagu yang menyentuh kehidupan masyarakat, terutama tentang percintaan,” ujarnya. Harapannya sederhana: musiknya tak hanya menghibur, tapi juga menginspirasi.
Lima Album Kaset, Lima Album VCD, dan Konser di Seluruh Indonesia
Hingga kini, Tut Sana telah merilis lima album kaset pita dan lima album VCD. Tak hanya mendominasi pasar musik Bali, ia juga kerap tampil di berbagai daerah seperti Sulawesi, Lampung, dan kota-kota lainnya. “Pengalaman terindah adalah bisa dikenal banyak orang dan mendapat teman baru,” tuturnya dalam sebuah wawancara.
Namun, perjalanannya tak selalu mulus. Pembajakan karya menjadi “duka terbesar” baginya kala itu. “Sangat menyakitkan ketika karya tidak dihargai. Perjuangan menjadi seniman itu tidak mudah,” ucapnya dengan nada prihatin.
Bertahan di Era Pandemi: Kreativitas Tanpa Batas
Di tengah pandemi Covid-19 tahun 2019 lalu, ia tak berhenti berkarya. berusaha untuk tetap aktif mengunggah konten di YouTube channel-nya, Tutsana Official, sebagai wadah berbagi musik dengan fans. “Ini cara saya mengobati kerinduan penggemar,” jelasnya.
Bagi Tut Sana, menjadi penyanyi adalah tanggung jawab. “Kita harus terus berkarya, membahagiakan, dan menginspirasi penggemar,” tegasnya saat berbincang dengan Tribun Bali pada 11 April 2021.
Dari era kaset hingga digital, Tut Sana membuktikan bahwa musik Bali tak lekang oleh zaman. Dengan dedikasi dan semangatnya, ia tetap menjadi sosok legendaris yang terus menginspirasi generasi baru.
***ikuti kami di Google News