INIMUSIK.COM – Di tengah derasnya arus penyanyi muda dan tren musik Bali yang terus berkembang, nama Widi Widiana tetap bersinar sebagai salah satu ikon musik pulau dewata. Penyanyi senior ini terus menunjukkan eksistensinya dengan karya-karya yang relevan dan mampu menarik hati penikmat musik Bali.
Awal Perjalanan Sang Legenda
Lahir pada 1974 dengan nama lengkap I Ketut Widiana, Widi tumbuh dalam keluarga yang kental dengan nuansa seni. Sang ayah dikenal sebagai guru kidung sekaligus penari, sementara ibunya, Ni Made Kibik, juga seorang penari ulung. Darah seni yang mengalir dalam dirinya menjadi fondasi kuat bagi karier musiknya.
Widi mengawali langkahnya di industri musik pada 1993, saat ia pertama kali masuk dapur rekaman bersama adiknya, Sri Dianawati. Nama mereka mulai dikenal lewat lagu Luh Mebaju Barak. Namun, popularitasnya benar-benar melejit pada 1996 berkat album Sesapi Putih dan Kasmaran yang menjadi hits di kalangan pecinta musik Bali. Pada tahun yang sama, ia merilis album solo perdananya, Sesapi Putih, diikuti album kompilasi Tresna Kaping Siki.
Kiprah dan Transformasi Musik
Sejak debutnya, Widi Widiana telah menghasilkan lebih dari sepuluh album solo, termasuk Sampek Ing Tay (1997), Nasi Goreng Spesial (2015), dan Formalin Sik Luh (2017). Kesuksesannya juga diakui dengan penghargaan sebagai penyanyi pria terbaik di Bali Music Award I pada 2005. Meski telah lama berkarier, Widi tak pernah kehilangan greget untuk terus berkarya.
Dulu dikenal dengan genre pop Bali yang lembut dan romantis, Widi kini mengejutkan penggemar dengan beralih ke genre koplo yang lebih dinamis. Perubahan ini bukan sekadar eksperimen, melainkan wujud dari fleksibilitasnya sebagai musisi. Menurut Widi, setiap genre musik memiliki tempat di hati penggemar, dan ia ingin lagu-lagu Bali bisa diterima secara luas, bahkan hingga ke panggung nasional.
Kolaborasi Ikonik dengan Dek Ulik
Widi Widiana kembali mencuri perhatian dengan kolaborasinya bersama penyanyi legendaris lainnya, Dek Ulik, dalam single terbaru berjudul Rejuna Ngaba Pipis. Lagu ini bukan hanya sekadar karya musik, tetapi juga menghadirkan kehebohan tersendiri melalui foto pre-wedding mereka yang sempat viral. Ternyata, foto tersebut merupakan bagian dari proyek video klip untuk lagu tersebut. Peluncuran Rejuna Ngaba Pipis digelar meriah bersamaan dengan pembukaan Food Court Bli Koko di Jalan Tukad Badung, Renon, Denpasar, pada 27 Januari 2024.
Filosofi Musik Widi Widiana
Bagi Widi, musik adalah bahasa universal yang tak boleh dibatasi oleh genre. Ia mengajak penikmat musik Bali untuk tidak terpaku pada satu aliran tertentu. Menurutnya, setiap genre memiliki penggemar dan keunikan masing-masing. Widi juga berpesan agar masyarakat terus mendukung perkembangan lagu Bali tanpa memandang perbedaan gaya. Baginya, keberagaman musik justru menjadi kekuatan yang bisa membawa lagu Bali ke kancah nasional.
Jejak Karya yang Tak Pudar
Selama lebih dari tiga dekade berkarier, Widi Widiana telah menciptakan banyak lagu yang melekat di hati penggemar, seperti Kupu-kupu Nakal, Suksma Hyang Widhi, dan Gek Cantik. Album Nasi Goreng Spesial menjadi salah satu karya yang sukses mengobati kerinduan penggemar, dengan hits seperti Formalin Sik Luh yang langsung diterima pasar. Tak berhenti di situ, Widi juga merilis DVD video klip karaoke untuk album tersebut, lengkap dengan lagu baru seperti Batu Akik yang kembali menampilkan duetnya dengan Sri Dianawati.
Menatap Masa Depan Musik Bali
Konsistensi Widi Widiana dalam berkarya menjadi inspirasi bagi banyak musisi muda. Dengan semangat terbuka terhadap berbagai genre, ia terus memperkaya khazanah musik Bali. Perjalanan panjangnya membuktikan bahwa seorang seniman sejati tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati diri.
Baca juga:
Bagi penggemar yang ingin merasakan nostalgia sekaligus menikmati karya terbaru Widi, acara peluncuran Rejuna Ngaba Pipis menjadi momen yang tak boleh dilewatkan. Dengan karisma dan dedikasinya, Widi Widiana tetap menjadi legenda hidup yang terus menghidupkan jiwa musik Bali.
***ikuti kami di Google News