Bicara Musik

Tahu Gak Sih? Puspawarna: Lagu Indonesia yang Menggema di Luar Angkasa

Puspawarna: Lagu Indonesia yang Menggema di Luar Angkasa

INIMUSIK.COM – Bayangkan sebuah melodi Jawa kuno mengalun lembut di hamparan luas luar angkasa. Itulah kisah Ketawang Puspawarna, gending Jawa yang menjadi lagu Indonesia pertama yang “melayang” di antariksa melalui misi wahana Voyager pada 1977. Sebuah kebanggaan budaya yang patut kita kenali lebih dekat.

Gending Jawa, Pesona yang Mendunia

Gending Jawa, bagian tak terpisahkan dari seni karawitan, mungkin kurang familier bagi sebagian orang Indonesia. Namun, keindahannya telah memikat hati banyak pecinta seni di seluruh dunia. Tak jarang, seniman dari negara seperti Jepang, Australia, hingga Amerika datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya Jawa, termasuk seni gamelan dan sinden. Bahkan, pagelaran wayang sering menampilkan sinden dari berbagai belahan dunia, membuktikan daya tarik universal dari musik tradisional ini.

Di antara sekian banyak gending Jawa, Ketawang Puspawarna berhasil mencuri perhatian hingga ke luar angkasa. Lagu ini terpilih sebagai satu-satunya komposisi Indonesia yang direkam dalam piringan tembaga berlapis emas di wahana Voyager, bersama 26 karya musik dunia lainnya. Piringan ini, yang dikenal sebagai Voyager Golden Record, menjadi kapsul waktu budaya manusia yang dikirim ke luar angkasa untuk memperkenalkan peradaban bumi kepada makhluk luar bumi.

Asal-Usul Puspawarna dan Sang Pencipta

Ketawang Puspawarna diciptakan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (KGPAA) Mangkunegoro IV, raja ke-4 dinasti Mangkunegaran yang berkuasa pada 1853–1881. Sebagai seniman keturunan ningrat, ia menuangkan kepekaan estetikanya dalam komposisi ini. Lirik lagunya menggambarkan berbagai jenis bunga, yang secara simbolis merefleksikan beragam nuansa dan perasaan. Konon, gending ini diciptakan untuk mengenang istri dan selir sang pangeran, menambah dimensi emosional pada karya ini.

Versi yang mengangkasa dibawakan oleh gamelan Keraton Pakualaman, diaransemen ulang oleh Kanjeng Pangeran Haryo Notoprodjo, atau lebih dikenal sebagai Tjokrowasito. Ia adalah salah satu empu karawitan legendaris Indonesia, yang mampu menghidupkan nuansa megah namun sederhana dalam gending ini. Rekaman Puspawarna juga dapat ditemukan dalam album Java: Court Gamelan, yang pertama kali dirilis pada 1971.

Peran Penting Prof. Robert E. Brown

Keberhasilan Puspawarna menembus angkasa tak lepas dari peran Prof. Robert E. Brown, pakar musik dunia dari Amerika Serikat yang kini menetap di Gianyar, Bali. Ia memilih gending ini untuk mewakili Indonesia dalam Voyager Golden Record. Menurut catatannya, Puspawarna adalah salah satu karya favorit astronom terkenal Carl Sagan, yang turut mengawal proyek Voyager. Pemilihan ini bukan kebetulan. Brown terpikat oleh keindahan melodi dan struktur komposisi Puspawarna yang singkat namun padat, hanya berdurasi sekitar lima menit.





Menariknya, kata “tawang” dalam bahasa Jawa berarti “angkasa,” seolah menjadi takdir bahwa gending ini memang ditakdirkan untuk menggema di luar bumi. Komposisi Ketawang Puspawarna terdiri dari tujuh cakepan (bait) dengan bagian gerongan (lirik) yang mengalir dalam struktur delapan baris (2×4), di mana enam baris terakhir disebut ngelik. Struktur ini berbeda dari gending ladrang yang cenderung lebih panjang, membuat Puspawarna ideal untuk proyek Voyager yang membutuhkan karya singkat namun bermakna.

Makna dan Fungsi Puspawarna

Dalam tradisi Jawa, Ketawang Puspawarna kerap dimainkan untuk menandai masuknya seorang pangeran atau sebagai pengiring tarian tertentu. Melodi dan liriknya yang penuh makna mencerminkan kepekaan budaya Jawa terhadap harmoni dan keindahan. Setiap bait lagu ini menggambarkan bunga-bunga yang melambangkan suasana hati, dari kelembutan hingga kemegahan, menciptakan pengalaman mendalam bagi pendengarnya.

Warisan Budaya yang Abadi

Kisah Puspawarna adalah bukti bahwa budaya Indonesia memiliki tempat istimewa di panggung dunia, bahkan hingga ke luar angkasa. Melalui misi Voyager, gending ini tak hanya memperkenalkan keindahan gamelan Jawa, tetapi juga membawa pesan tentang kekayaan budaya manusia. Bagi kita, ini adalah pengingat untuk terus melestarikan warisan seni tradisional yang telah diakui dunia.

Jika kamu penasaran, cobalah dengarkan Puspawarna dalam album Java: Court Gamelan. Rasakan sendiri bagaimana melodi ini mampu membawa kita melintasi waktu dan ruang, dari istana Jawa hingga luasnya antariksa.

***

ikuti kami di Google News
Shares: