Sunday Reggae Santay sukses digelar Minggu, (2/2/2020) di halaman rumah Antida SoundGarden. Event yang diselenggarakan berkat kolaborasi antara Antida SoundGarden dan Bali Reggeaneration menampilkan sepuluh band reggae yang ada di Bali.
Made Mayun, selaku ketua Bali Reggeaneration menerangkan bahwa event itu ke depannya diharapkan mampu memunculkan regenerasi musik reggae di Bali. Jadi tujuannya agar musik reggae di Bali dapat menjaga eksistensinya,”katanya.
Bali Reggaeneration memang sempat menjalani tidur selama 3 tahun ke belakang dan akhirnya kembali menunjukkan taringnya di awal tahun 2020 ini. Di dalam perjalanannya, memang Bali Reggaeneration seringkali didukung oleh banyak pihak.
“Semasih ada peluang dengan pihak manapun yang dapat diajak bekerjasama, tentu semakin membakar kami semangat. Hal ini juga membuka ruang yang lebih besar dalam menjaring musisi-musisi reggae Bali.” tambahnya.
Kesepuluh band yang tampil adalah Lubak Q-ul yang merupakan band pendatang baru Reggae ini, Sandi Lazuardi yang dikenal sebagai pemain saxophone dari band Joni Agung and Double T, tetapi saat ini menampikan bandnya sendiri, Soullast yang terdiri dari orang-orang yang telah lama merasakan garam panggung Reggae Bali.
The Gunturs yang notabene band yang sudah tidak asing lagi di telinga para pendengar Reggae, Revelation, band raggae yang pemain dasarnya bergenre rock, Rasta Flute, merupakan band yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu menggunakan instrument suling, Karniforasta, yang terdiri dari musisi-musisi muda yang sangat mencintai Reggae dan Vermilion yang terdiri dari anak-anak muda yang bertalenta di music Raggae. Selain itu juga ada band yang bernama Upah Hidup.
Bukan hanya itu, acara ini menjadi semakin menarik, dan mengundang banyak penonton yang datang, juga dikarenakan ada “Mysteri Guest”. Tamu Misterius yang dimaksudkan adalah Small Axe dan Joni Agung.
Tentu saja, ketika mendengar nama Joni Agung, anak-anak muda yang datang dengan mengenakan celana pendek dan kaos kaki tinggi sebetis ini ikut berjoget mengikuti irama Reggae.
Melalui Joni Agung, mereka melihat kiblat musik Reggae Tanah Air, dan mungkin bukan hanya itu. Mungkin mereka percaya bahwa reggae mempunyai filosofi, bukan sekadar hiburan, tetapi ada ide di baliknya, ada cara hidup di balik musiknya, yang tentu merupakan cara hidup positif dan progresif ke arah yang lebih baik.(Red/Pra/Dhi/rls)
ikuti kami di Google News