INIMUSIK.COM – Di penghujung 1990-an hingga awal 2000-an, nama Panji Kuning menjadi magnet bagi pecinta musik pop Bali. Dengan suara khas dan talenta menciptakan lagu, musisi ini telah menghasilkan sekitar 800 lagu yang menghiasi kancah musik lokal. Hingga kini, karyanya tetap dikenang dan menginspirasi, menjadikannya salah satu ikon pop Bali.
Mengenal Panji Kuning, Sang Penyanyi dan Pencipta Lagu
Di balik nama panggung yang ikonik, Panji Kuning adalah Ketut Joniartha, seorang musisi asal Bali yang mencuri perhatian dengan lagu-lagu seperti Pulang Kampung dan Teruna Lapuk. Lagu-lagu ini bukan hanya hits pada masanya, tetapi juga mampu menyapa hati pendengar dengan lirik yang dekat dan melodi yang mudah diingat.
Nama Panji Kuning sendiri tercipta dari kecintaannya pada sebuah acara radio RRI yang mengudara tengah malam pada 1990-an. Dari sana, ia memilih nama samaran ini yang akhirnya menjadi identitas panggungnya. Selain sebagai penyanyi, ketertarikannya pada musik Bali juga terlihat dari kekagumannya terhadap lagu-lagu seperti Bungan Sandat dan Kusir Dokar karya AA Cakra.
Perjalanan Karier di Dunia Musik Bali
Karier musik Panji Kuning dimulai pada 1994, saat ia mulai menulis lagu untuk rekan-rekannya, termasuk penyanyi Widiwidiana. Dua tahun kemudian, pada 1996, ia merilis lagu pertamanya, Piala Bergilir, yang direkam bersama kelompok vokal Panca Pandawa di Bali Record. Kesuksesan lagu ini membuka pintu untuk karier solo.
Pada 1997, Panji Kuning mendapat tawaran dari Aneka Record untuk merilis album solo pertamanya, Sander Tatit. Langkah ini menjadi titik balik yang memperkuat posisinya di industri musik pop Bali. Hingga 2010, ia telah merilis tujuh album dan menulis ratusan lagu yang memperkaya khazanah musik lokal.
Karya Ikonik dan Produktivitas yang Mengesankan
Selama kariernya, Panji Kuning telah menciptakan sekitar 800 lagu, sebuah angka yang menunjukkan dedikasi dan kreativitasnya. Lagu-lagu seperti Pulang Kampung dan Teruna Lapuk menjadi anthem yang masih sering terdengar hingga kini. Karya lainnya, seperti Telaga Tamba Waras dan Pejatu Tresna, juga tersedia di platform streaming seperti Spotify dan Apple Music, memungkinkan generasi baru menikmati musiknya.
Selain aktif menciptakan lagu, Panji Kuning juga terus menyanyi. Ia baru-baru ini merilis dua single terbaru, Ojis (Ojek Istimewa) dan Saputangan. “Sudah selesai rekaman untuk proyek terbaru, tapi video klipnya belum dibuat. Tunggu saja karya terbarunya,” ujarnya dengan antusias.
Menjaga Eksistensi Pop Bali
Meski kini juga bekerja di sektor pariwisata, termasuk di hotel, karaoke, dan restoran, Panji Kuning tetap berkomitmen pada musik. Pandemi sempat menghentikan aktivitasnya di restoran, namun ia optimistis akan kembali terlibat setelah situasi normal. Di tengah kesibukannya, ia terus mendorong pelestarian seni budaya Bali melalui musik.
Panji Kuning juga mengapresiasi inisiatif seperti acara Makedekan Ajak Clekontong Mas yang digelar Yamaha DDS Bali dan Tribun Bali. “Acara ini luar biasa, memberi ruang untuk seniman seperti saya bisa tampil dan berbagi keceriaan,” katanya. Ia juga berpesan agar generasi muda musik Bali terus menjaga identitas budaya lokal. “Mari kita pastikan lagu Bali tetap jadi tuan rumah di tanah sendiri,” tegasnya.
Warisan Abadi Panji Kuning
Meski masa kejayaannya berada di era 1990-an hingga 2000-an, pengaruh Panji Kuning di dunia musik pop Bali tak pernah pudar. Karyanya yang timeless terus dinikmati, baik oleh penggemar lama maupun pendengar baru. Dengan ratusan lagu yang telah diciptakan, Panji Kuning telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, membuktikan bahwa musik lokal Bali memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
***ikuti kami di Google News