Sejak 2008, Indonesia setidaknya memiliki delapan warisan budaya tak benda di UNESCO, termasuk wayang, keris, batik, angklung, tari saman, noken, dan tari Bali.
Kini, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah berupaya mendorong music dangdut masuk dalam daftar warisan tak benda Organisasi Edukasi, Sains, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Sebagaimana dilansir dari laman CNNIndonesia, Jumat, 5 Maret 2021. Dorongan ini dalam audiensi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dan Menteri urusan Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir.
Sandi mengatakan bahwa saat ini, ia bersama Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, akan menggencarkan upaya itu.
“Dari Pak Neil, dari kami mendorong dangdut sebagai heritage dan itu kita akan libatkan komunitas karena harus didukung oleh komunitasnya, dan Mas Erick sebagai pencinta dangdut juga harus mendukung,” ucap Sandi.
Disisi lain, mengutif dari laman detik. Bersamaan dengan restu dari Rhoma Irama, Kemenparekraf katanya juga mengundang Prof Winthrop dari Pittsburgh University sebagai profesor yang diketahui sangat mendalami dangdut.
Lewat program yang akan dipimpin oleh Deputi 7 itu Sandiaga Uno berharap dapat membangkitkan semangat untuk mempercepat pemulihan sektor parekraf nasional.
“Jadi kalau Amerika punya Hollywood, Korea punya K-Pop, sudah saatnya Indonesia punya dangdut sebagai music of my country,” ungkap Sandiaga Uno.
Oleh karena itu, kolaborasi harus terjalin dengan seluruh pihak, bukan hanya sebatas Kementerian Pendidikan ataupun Kementerian Luar Negeri, tetapi peran seluruh pelaku usaha seni musik dan pihak terkait.
“Ini tentunya kolaborasi kolosal. Harapan kita seperti batik, dangdut mendapat satu pengakuan dari UNESCO sebagai musik khas dan warisan Indonesia,” imbuhnya.
Namun, Sandi tak menjabarkan lebih lanjut upaya lebih jauh untuk memasukkan dangdut ke dalam daftar warisan takbenda UNESCO. (Redaksi/DHI/net)
ikuti kami di Google News