Tim arkeolog dari Universitas Bristol, Inggris baru-baru ini mengungkapkan sebuah temuan yang mengejutkan sekaligus mengerikan.
Ditemukannya sebuah tradisi –mengerikan yang tidak terbayangkan– yaitu menyimpan sisa-sisa jasad manusia peninggalan periode periode Zaman Perunggu.
Penemuan arkeologi itu mengungkap bagaimana peristiwa kematian diperingati pada 4.500 tahun silam. Dalam sebuah kasus, satu tulang paha manusia yang ditemukan di kuburan di dekat Stonehenge telah dibuat menjadi alat musik.
Dilansir dari laman BBC Sabtu, 3 April 2021. Penemuan ini dilakukan dengan menggunakan penanggalan radiokarbon dan teknik pemindaian sinar-X. Dr Thomas Booth, dari Universitas Bristol, berujar, “Bahkan dalam masyarakat sekuler modern, sisa-sisa jasad manusia dipandang sebagai objek yang memiliki kekuatan, dan hal ini tampaknya berlaku untuk orang-orang pada Zaman Perunggu.
“Namun, mereka memperlakukan dan melakukan interaksi dengan orang-orang yang sudah mati dengan cara yang sangat mengerikan bagi kita saat ini.”
Dalam penemuan yang dilakukan di Wilsford, di dekat Stonehenge, artefak berupa tulang paha manusia yang diukir dan dipoles itu ditemukan bersama barang-barang lainnya, termasuk kapak batu dan perunggu, lempengan tulang, serta gading.
“Walaupun pecahan tulang manusia termasuk benda-benda yang dikubur bersama orang mati, ada pula yang disimpan di dalam rumah, dikubur di bawah lantai dan bahkan dipajang,” kata Profesor Joanna Brück.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat pada Zaman Perunggu tidak melihat sisa-sisa jasad manusia dengan rasa ngeri atau jijik, yang kemungkinan dirasakan oleh orang-orang pada saat ini.”
Para peneliti mengatakan bahwa temuan itu mengungkapkan adanya sisa-sisa jasad manusia disimpan dan diedarkan di kalangan orang-orang tertentu. (Redaksi/DHI/net)
ikuti kami di Google News