Musisi Jazz asal Denpasar Bali, Erik Sondhy memang dikenal cukup aktif dalam berkarya.
Usai meluncurkan Universe Blessings pada awal tahun 2022 lalu. Pertengahan Juni 2022 ini kembali menyapa para pecinta musik di tanah air.
Tak tanggung-tanggung, 12 musisi asal Bali dilibatkan dalam karya yang diberi judul Pulau Dewata.
Bukan tanpa alasan, ini merupakan tantangan yang diberikan oleh Legacy Indonesia yakni label musik tempatnya kini bernaung.
“Saya kemudian coba menghubungi beberapa musisi dari yang legend hingga yang saat ini, akhirnya terkumpulah 12 orang ini,” katanya saat dihubungi pada Senin, 16 Mei 2022.
Menurut Erik, lagu yang dia ciptakan ketika masih di Jogjakarta itu mengisahkan tentang kecintaannya terhadap Pulau Dewata.
“Saya selalu merindukan pulau ini, di mana saya lahir dan besar,” tutur musisi berdasar Manado-Bali ini.
Dalam lagu ini, nantinya masuk beragam genre mulai dari pop hingga black methal, bahkan menurutnya ini adalah karya kolosal pertamanya yang menggabungkan beragam genre.
Meski menggunakan Bahasa Indonesia, pada akhir lagu, dia menyisipkan lirik berbahasa Bali yang dinyanyikan oleh Made Bawa vokalis dari Lolot Band.
“Materinya sangat sederhana sehingga siapapun yang mendengarkan pasti mudah memahami dan menerima pesan dari lagu ini,” kata penyanyi kelahiran 10 April ini.
Profile Erik Sondy
Musisi kelahiran Denpasar, 10 April 1975 ini merupakan sulung dari pasangan seorang pria pemandu wisata asal Manado yang fasih berbahasa Belanda dengan seorang wanita penari dari Bali, Ni Luh Putu Sri Nulatri Sedani.
Awalnya ia mulai berlatih bermain gitar, dan selanjutnya mulai belajar cara bermain piano.
Sempat “berkelana” di Bandung untuk melanjutkan sekolah sembari menimba pengalaman bermusik, musisi bernama lengkap Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis ini makin intens menggeluti jazz ketika sempat memutuskan tinggal di Yogyakarta.
Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi dan makin jatuh cinta dengan musik Jazz. Dari sini pula ia mengukir prestrasi secara nasional. Barulah tahun 2000 ia kembali ke Bali dan membentuk Jiwa Band bersama Rio Sidik (terompet), alm. Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum).
Setelah band ini bubar 2002, dengan formasi Erik (keyboard), Rio Sidik (terompet), Koko Harsoe (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum) muncul Svara Band.
Tahun 2007, Erik memuncul kembali dengan Erik Sondhy Project (ESP) dan merilis album pertamanya, “Introducing Trio 07”. Tahun 2012, Erik Sondhy Project bekerja dengan trio bernama Karma Jazz Trio, yang memiliki anggota Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass) dan menghasilkan album berjudul “Karma”.
Juni 2015, Erik Sondhy pergi ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studio, yang akhirnya dirilis tahun 2016. Album ke-4 “Meditation” dirilis 2017, dan yang terbaru “The Gift of Love” di tahun 2018.
Sepanjang kariernya, Erik banyak tampil dengan berbagai artis Indonesia juga musisi luar negeri. Ia juga acap mengisi festival musik jazz baik di Tanah Air hingga ke luar negeri. [Redaksi/DHI/IMC]
ikuti kami di Google News