Indie

Cerita Manusia Goa di Jalan Raya, Tak Spesifik Namun Tetap Asik

Di tengah kebanyakan musisi cendrung memilih untuk melepas single dari pada album, Wibhi Laksana justru lebih percaya diri untuk melepas mini album “Jalan Raya”. Tak ada yang lebih spesifik ketimbang jiwa yang membalut disetiap alunan lagunya. “Memuat tujuh lagu yang saya produksi secara mandiri. Saya menyebutnya sebagai Manusia Goa Project,”ucap Wibhi. Kamis (7/5/2020).
Wibhi Laksana/ Manusia Goa/inimusik

promo pembuatan website bulan ini di balihoster

Di tengah kebanyakan musisi cendrung memilih untuk melepas single dari pada album, Wibhi Laksana justru lebih percaya diri untuk melepas mini album “Jalan Raya”. Tak ada yang lebih spesifik ketimbang jiwa yang membalut disetiap alunan lagunya.

Baca Juga:  Arti Kata Kesendirian di “Soulitude" Rivaba

“Memuat tujuh lagu yang saya produksi secara mandiri. Saya menyebutnya sebagai Manusia Goa Project,”ucap Wibhi. Kamis (7/5/2020).

Lebih lanjut, Jalan Raya dipilih sebagai judul agaknya menjadi muara perenungan Wibhi dalam bermusik. Nama itu ia maknai sebagai dinamika kehidupan manusia yang begitu kompleks. “Seperti halnya jalan penuh dengan kendaraan yang lalu lalang menuju tujuan, namun entah kenapa jalanya sudah ada. Saya maknai sebagai waktu itu sendir,”jelasnya lagi.

Baca Juga:  Lirik Lagu Bali Baru Arak Orin dari Widi Widiana

Mini-Album ‘Jalan Raya’ terdiri dari Pendam, Entah, Maaf Dunia, Sun Will Rise Again, Ourselves?, Menembus Lamunan, dan Apa Yang Kau Sebut Dengan Kesempurnaan. “Dalam liriknya, saya ingin mengajak pendengar merenungi tentang apa yang ada di sekitar kita, seperti alam bahkan fase kehidupan,”kata dia.

Sedangkan pada lagu Maaf Dunia, solois gondrong ini mengajak beberapa teman untuk membuat musik video yang bertempat di sebuah pantai kawasan Jimbaran, Badung. Ada cerita menarik dalam proses pembuatan mini album ini.





Baca Juga:  JR17 Resmi Dirilis "Pandemi"

Menurut penuturan Wibhi, dari tujuh lagu, ke enam lagunya (Kecuali maaf dunia) dibuat hanya dalam waktu satu pekan. “Ketika wabah COVID-19 melanda dan memaksa kita untuk tetap di rumah, saya memanfaatkan waktu ini untuk menciptakan sesuatu secara konsisten dalam sehari selama satu pekan. Dan ternyata saya bisa menciptakan satu lagu dalam waktu satu hari,”ungkapnya.

Berbicara tentang liriknya. Tujuh lagu yang terdapat mini album itu agaknya penuh dengan nuansa perenungan. Meski dengan lirik yang terdengar absurd, namun tetap memiliki makna yang dalam.

Baca Juga:  Lirik Lagu Bali Sing Ngidang Nyentana dari Chirut Ardika

Terkait pemilihan nama panggung Manusia Goa, jelas Wibhi diambil dari landasan filsuf Plato. Dimana banyak manusia yang masih terkungkung dengan asumsinya yang dia anggap sebagai kebenaran.

“Seperti manusia yang berada di goa, ia melihat bayanganya dan dia anggap itu adalah kebenaran yang sejati. Padahal itu adalah bayangan yang berasal dari luar dirinya (hakikat),”imbunhya. (Red/Dhi/IMC)

ikuti kami di Google News
Shares: